Rabu, 16 Februari 2011

Ketika Imtaq dibunuh Iptek


Perkembangan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang amat pesat sering dianggap sebagai kebaikan atau kemudahan bagi para penggunanya. Namun, ketika nalar, iman, ketaqwaan,  dan skill kita belum memadai atau  belum siap mengikuti perkembangan tersebut, apakah kemudahan dan kebaikan yang dijanjikan itu bisa menjadi kenyataan, dan bisa kita nikmati ?
Perkembangan teknologi, terkait dengan teknologi informasi dan komunikasi, telah menjadi fenomena yang sudah tidak asing lagi di mata masyarakat  masa kini. Berbagai jenis produk teknologi informasi serta komunikasi terlahir dan mewarnai keseharian kita, untuk mendukung globalisasi dan konsep 'dunia tanpa tapal batas'. Tujuan utama kelahiran teknologi ini sebetulnya sangat sederhana, yaitu : menghubungkan manusia antar seantero dunia. Upaya tersebut memang sudah lama menjadi basic idea dunia teknologi informasi.
Jika pada masa sebelumnya, penggunaan telepon selular merupakan kemudahan yang hanya dapat dinikmati golongan atas saja, maka kini sudah bisa dinikmati oleh golongan menengah bahkan golongan ekonomi rendah. Jika dulu telepon seluler hanya berperan sebagai media komunikasi dari mulut ke mulut, namun kini berbagai fitur bisa dinikmati via telepon seluler. Orang bisa mengirimkan pesan text, gambar, bahkan mengakses internet, yang dulu cuma bisa dilakukan saat menghadapi layar monitor komputer.
Teknologi telekomunikasi, merunut masa perkembangannya telah melewati tiga generasi (1G, 2G, 3G). Dan kini kita memasuki era 3G, yaitu suatu era yang mana kemampuan layanan data dari teknologi generasi-generasi sebelumnya, dioptimalkan kemampuannya sedemikian rupa. Optimalisasi teknologi telekomunikasi di era 3G ini terletak pada kecepatan memindahkan data, dengan kemampuan dua Mbps (Mega bit per second), sedang data-datanya terdiri dari : aplikasi gambar, video, dan semua file-file yang dikemas secara digital. Dengan kemampuan tersebut, di era 3G ini, para pengguna telepon seluler bisa menikmati siaran televisi, nonton video atau mengakses e-mail dan situs internet. Salah satu differensiasi era 3G dengan era-era sebelumnya adalah, bakal tergesernya trend SMS dalam komunikasi dua-arah, oleh trend teleconfrence yang memungkinkan sesama pengguna telepon seluler bisa saling bertatap muka lewat layar handphone.
Perkembangan Iptek, terkait teknologi informasi, selama ini telah menimbulkan efek positif yang konstruktif, tapi juga menimbulkan efek negatif yang destruktif. Efek negatif yang destruktif tersebut disebabkan oleh : perkembangan keimanan dan ketakwaan (Imtaq) yang tak seiring dengan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
 Penguasaan atas iptek malah digunakan untuk mengakali prosedur-prosedur yang jujur dengan menggunakan prosedur-prosedur yang tidak jujur. Maka lahirlah cyber crime : pembajakan credit card. Penguasaan Iptek malah digunakan untuk memuaskan hasrat hedonistik, maka lahirlah cyber porn : penyebaran aktivitas penyimpangan seksual dalam bentuk teks, gambar, maupun audio visual. Bahkan pelecehan terhadap suatu agamapun kerap kali terjadi.
Keadaan ini sepatutnya menjadi perhatian para praktisi content provider, terutama mereka yang punya atensi dan kapasitas lebih di bidang moral, untuk menyajikan produk-produk teks, gambar dan audio visual yang siap diserap dalam aplikasi e-learning bervisi Imtaq. Produk-produk layanan teks, gambar dan audio visual itu tentunya memerlukan pemikiran dan kreativitas tinggi, supaya operator seluler juga tidak ragu-ragu untuk menjajaki kerjasama, dan yakin pasarnya ada dan tidak akan merugi. Memprihatinkan, jika tidak ada yang memperhatikan pengayaan fitur digital yang hirau kepada nilai-nilai moral. Lebih memprihatinkan lagi bila pada saat ini sumberdaya manusia yang paham terhadap imtaq serta memiliki moral yang baik juga tidak tersedia, untuk mengelola dan menangani proses pengayaan konten seluler tersebut. Itu artinya, kita memang tidak siap memerangi proses pendangkalan Imtaq yang dikemas melalui kecanggihan Iptek. Menyedihkan sekali, jika era 3 G ini malah membuat kita masuk ke dalam 'kubangan' . Dunia yang mana cyber crime, cyber porn, kian tumbuh dan berkembang pesat. Sehingga Iptek kemudian hanya menjadi sebuah golok tajam yang dengan gampangnya memenggal Imtaq.
                                                              Dari berbagai sumber
                                                              Dekdung@ks